Bagaimana Menulis Konten dengan Standar SEO?
Penulisan Konten yang SEO friendly ‘ramah SEO’ sangat penting. Dengan menggunakan strategi SEO, sebuah konten bisa mendapat rangking tinggi di search engine ‘mesin pencari’ seperti Google. Sehingga Konten SEO mendapat trafik yang tinggi. Dalam pembuatan konten SEO, kita tidak bisa sembarangan. Oleh karena itu, ada standar yang harus dipenuhi untuk membuat konten yang SEO friendly.
Sebelum berbicara tentang “standar konten SEO”, kita harus mengenal dan menyamakan persepsi terhadap 3 kata tersebut. Penyamaan persepsi diperlukan agar ketika dalam artikel ini ditulis kata “Konten”, maka gambaran yang muncul di benak Saya dan Anda sama. Jangan sampai ada salah satu pihak yang memiliki pemahaman lain atau kurang akurat.
Apa itu Content?
Content ‘konten’ yang dimaksud di sini adalah suatu materi yang digunakan untuk menjelaskan atau menyampaikan pesan ke audiens. Konten di sini merupakan konten yang ada dalam ranah online, dan dapat ditemukan di search engine ‘mesin pencari’ seperti Google.
Semua orang bisa memproduksi konten di dunia online. Menurut laporan hasil penelitian ahrefs.com pada awal 2020, mereka menemukan bahwa setiap 24 jam, sebanyak 1.8 juta pages ‘halaman’ baru dibuat. Itu artinya ada konten sejumlah penduduk Maluku diproduksi setiap harinya.
Konten online memuat kata. Sehingga ketika kata tersebut dimasukkan dalam search engine, konten tersebut bisa ditemukan. Bahkan konten yang basis utamanya visual — video, foto dan audio — pun memuat kata, seperti yang ada dalam judul atau deskripsinya. Sehingga konten tersebut dapat ditemukan user ‘pengguna’ internet.
Namun, dengan begitu banyaknya konten yang diproduksi, tidak semua memiliki kesempatan dapat ditemukan oleh audience. Laporan ahrefs.com mengatakan, hanya 9.37% konten yang mendapat traffic. Sedangkan 90.63% lainnya sama sekali tidak mendapat traffic.
Mengapa ini bisa terjadi?
1. Mungkin ada sebagaian konten yang memang diproduksi untuk pribadi. Misal ada orang menulis blog untuk mencurahkan isi hatinya, dan ia ingin tidak ada orang yang tau.
2. Namun ada juga orang membuat konten dan ingin mendapat audiens. Namun karena mereka membuat kata kunci yang tidak tepat, sehingga audiens yang ditarget tidak dapat menemukan konten tersebut.
Pada kasus orang kelompok pertama, tidak ada traffic bukan masalah. Karena mereka tidak membutuhkan pengunjung. Namun, ketidakadaan traffic ataupun conversion bagi orang kelompok ke dua adalah masalah. Mereka ingin kontennya dipertemukan dengan audiens. Sehingga pesannya dapat tersampaikan. Namun ketinginan tersebut tidak terwujud. Di situ, lah, SEO berperan membantu kelompok ke dua.
Apa itu SEO?
Search Engine Optimization (SEO) yang berarti optimasi mesin pencari adalah upaya mengotimalkan mesin pencari agar user ‘pengguna’ mesin pencari dapat menemukan konten yang kita produksi. Sehingga konten kita mendapat traffic dan berpotensi mendapat conversion.
Karena untuk mencari sebuah konten, user menggunakan kata-kata dan dimasukkan ke mesin pencari, maka kata-kata yang mereka gunakan penting. Dengan kata lain, agar konten mendapatkan traffic, SEO diperlukan.
Apa itu Standar SEO?
Standar adalah batas minimal yang harus dilakukan agar sebuah konten itu memenuhi kriteria minimal SEO. Untuk memenuhi standar itu, kita membutuhkan pondasi dalam membuat konten SEO.
Tidak seperti konten konvensional, standar SEO dibutuhkan dalam artikel yang tidak hanya ditujukan untuk pembaca. Konten SEO harus memenuhi kriteria SEO agar mendapat rangking yang bagus pada Search Engine Result Page (SERP).
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa menulis konten yang SEO friendly harus memuaskan 2 faktor:
- Menulis dengan standar konten SEO yang dapat dipahami search engine ‘mesin pencari’ terutama Google
- Menulis sesuai kebutuhan audiens yang merupakan user ‘pengguna’ search engine.
Jadi, kalai kita hanya menulis dengan pemikiran yang penting dapat rangking di Google, maka kontennya akan membosankan. Karena tidak memuaskan pembaca.
Di sisi lain, jika kita menulis hanya untuk audiens, tanpa memperhatikan keyword yang penting, maka artikel akan sulit dipertemukan dengan audiens oleh mesin pencari.
Jadi kedua faktor di atas harus disatukan agar menjadi Konten yang sesuai stadar SEO.
Bagaimana menulis konten yang memenuhi standar SEO?
Nah, pertanyaanya, bagaimana menulis konten yang memenuhi standar SEO?
1. Menentukan target audiens sebelum menulis
Target audiens adalah audiens yang disasar sebagai pembaca konten. Memahami siapa target audiens dapat membantu kita menentukan Tipe konten dan memilih keyword yang relevan yang bisa digunakan. Sehingga konten yang kita buat menyasar audiens yang tepat dan mendapat peringkat bagus di Search Engine Result Page (SERP).
Untuk menentukan target audiens, kita bisa melihat data audiens yang kita punya sebelumnya. Dari data tersebut, kita amati informasi seperti:
- Demografi
- Lokasi
- Dan online behavior.
Jika belum memiliki target audien, kita bisa membuat buyer/costumer persona.
Kemudian kita bisa menentukan tipe pertanyaan orang-orang ketika melakukan pencarian. Kemudian kita dapat memilih keyword yang kita gunakan untuk melakukan research keyword.
2. Memilih keyword berdasarkan Search Intent
Sebelum membuat konten, kita perlu menanyakan pada diri sendiri terlebih dahulu. Ada dua pertanyaan penting terkati tujuan kita membuat konten:
- Apakah kita ingin meningkatkan conversion rate?
- Atau apakah kita ingin meningkatkan awareness dari brand atau perusahaan kita?
Jawaban dari pertanyaan tersebut menentukan bentuk konten kita seperti apa.
Selian itu, yang tak kalah pentingnya adalah memahami search intent pada keyword yang akan kita gunakan. Search intent adalah tujuan user ketika melakukan pencarian di search engine ‘mesin pencari. Search intent dapat dikelompokan ke dalam 4 kategori yang disingkat INTI — Informational, Navigational, Transactional, dan Investigation.
3. Lakukan Keyword Research berdasarkan topik
Keyword yang sudah kita dapatkan ketika brainstorming, dapat kita gunakan dalam melakukan keyword research. Keyword research adalah aktivitas di mana kita akan:
- Menemukan banyak keyword liain yang relevan terhadap topik
- Menganalisa setiap keyword dengan melihat variabel: Keyword difficulty, Cost per click, demographic, dll.
Untuk melakukan keyword research dibutuhkan keyword research tools. Ada banyak sekali tools yang dapat digunakan. Situs klientboost.com mencatat ada 30 keyword research tools yang ada.
Beberapa yang populer dan sering digunakan adalah Google Keyword Planner, Ahrefs Keyword Generator, Google Trend, dan Ubersuggest. Untuk rekomendasi keyword research tools dapat dibaca di sini.
4. Membuat kerangka untuk menulis konten
Ibarat membuat bangunan, kerangka penting juga dalam konten untuk menentukan struktur informasinya akan seperti apa. Kerangka konten tulisan biasanya yang paling dasar mencakup 3 hal:
- Pembukaan — pengenalan permasalahan
- Isi — Informasi inti yang ingin disampaikan
- Penutup — Kesimpulan
Kita bisa mengembangkan konten kita melalui kata kunci yang telah kita dapatkan ketika melakukan keyword research.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa sebaiknya konten ditulis secara komprehensif. Berdasarkan Panduan Google Search Quality Evaluator, karakteristik konten yang memiliki kualitas tinggi adalah:
- Konten informatif harus: akurat, komprehensif, asli, dan profesional
- Konten artistik harus: orisinal, unik, dan menyampaikan keterampilan tingkat tinggi
- Konten berita harus: mendalam, dikutip dengan baik, akurat dan berisi laporan asli
5. Membuat draft konten
Selah kerangka tulisan terbentuk, kita bisa membuat draft tulisan untuk konten kita. Pada tahap ini, tulis apa saja informasi yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Tidak perlu terlalu risau dengan kaidah penulisan dan juga SEO. Dan tips tambahan dari saya pribadi, jangan membuka Google terlebih dahulu dalam membuat draft. Jika ada informasi yang ingin disampaikan namun belum tau keakuratan informasinya, maka bisa ditulis dalam bentuk variabel kosong dulu.
Contohnya, kita akan menulis informasi jumlah penduduk usia produktif di Kota Blitar. Namun kita belum tahu angka pastinya. Kita bisa menulis angkanya dengan simbol XXX.
Kita bisa mencari informasi jumlah tersebut setelah kita selesai dengan draft kita. Sehingga ide yang akan kita sampaikan di kepala tidak hilang karena kita terpapar informasi lain di Google.
6. Edit artikel konten untuk memenuhi standar SEO
Baru di tahap ini, kita bisa mengedit tulisan kita dengan lebih memperhatikan kata kunci yang telah kita tentukan di awal. Kata kunci yang kita gunakan adalah yang telah lolos seleksi ketika kita menganalisa kata kunci tersebut.
Setelah kita selesai mengedit konten kita, upload artikel yang sudah SEO friendly ke website.
Kesimpulan
Menulis sebuah konten merupakan satu hal. Menulis konten yang memenuhi standar SEO adalah hal lain. Jika tujuan dari pembuatan konten adalah untuk meningkatkan trafik dan conversion rate, menulis dengan mengikuti standar SEO penting untuk dilakukan. Sehingga konten yang kita buat tidak sia-sia dan dipertemukan dengan audiens yang tepat.
Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.
Catatan
Ini merupakan artikel ke-7 untuk tahapan seleksi penulis di Saungwriter.
Baca Juga:
- Apa itu Search Intents
- Bagaimana Memahami Search Intent dari Sebuah Keyword
- Apa itu Keyword Research
- Tools yang Digunakan untuk Keyword Research
- Step by step Keyword Research
- Memilih Keyword sesuai Kapasitas Web Klien
Sumber
- chiasenow.com — Standartd SEO Article Writing Process
- wartaekonomi.co.id — Apa Itu Content SEO?
- databoks.katadata.co.id — Berapa Penduduk Usia Produktif di Maluku?