Apa Itu ‘Search Intent’ dan Mengapa Penting dalam SEO?
Belum tuntas belajar Search Engine Optimization (SEO) jika belum paham pentingnya Search Intent.
Berikut adalah penjelasan apa itu search intent, kenapa search intent penting dalam SEO dan apa saja jenis search intent.
Apa itu search intent?
Search intent adalah tujuan akhir atau tujuan inti dari seseorang ketika melakukan search ‘penelusuran’ secara online di search engine ‘mesin pencari’ — google, opera, dan semacamnya.
Misalnya kamu sedang minum kopi dengan temanmu. Kemudian temanmu membahas tentang “Rara si cloud engineer di acara MotoGP” yang sedang viral. Namun, kamu tidak tau siapa itu “Rara” yang sedang dibicarakan. Mau bertanya ke teman-temanmu, tapi kamu takut dicap kurang up-to-date. Kemudian kamu secara diam-diam membuka Google dan mengetik keyword/kata kunci “siapa itu Rara cloud engineer”.
Selanjutnya, kamu menemukan banyak artikel yang relevan tentang Rara. Kamu menemukan berbagai konten memuat informasi tentang asalnya, umurnya, pekerjaanya, sampai rate gajinya melakukan ritual tolak hujan. Akhirnya intensimu untuk mengetahui siapa “Rara” yang dimaksud temanmu, dan bukan Rara yang lain, terpenuhi.
Nah, dalam kasus tersebut, kamu sudah memiliki search intent atau tujuan pencarian ketika melakukan penelusuran di google. Kamu menginginkan sebuah informasi tentang siapa itu Rara yang dibicarakan temanmu. Kemudian intensi tersebut kamu manifestasikan ke dalam keyword yang kamu masukkan ke Google. Itulah search intent kamu. Dan Google menyuguhkan artikel-artikel di halaman teratas, yang sesuai dengan apa yang kamu maksud.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Artikel yang tidak relevan terhadap search intent-mu akan otomatis tidak muncul pada ranking pencarian teratas. Karena algoritma mesin pencari, terutama Google, mempelajari tingkat kepuasan kamu sebagai user terhadap hasil pencarian yang ditampilkan. Jika kamu mengetik keyword tertentu dan kamu puas dengan konten yang ditampilkan, otomatis konten tersebut mendapat peringkat teratas.
Bayangkan intensi orang melakukan pencarian adalah untuk mendapat informasi. Tapi ketika dia ketik keyword-nya dan menekan tombol enter, yang muncul adalah halaman penjualan. Dia otomatis tidak akan membuka atau membaca konten penjualan tersebut. Karena intensi atau tujuan dia melakukan pencarian adalah untuk menemukan informasi, bukan mau melakukan transaksi atau pembelian.
Dalam konteks kamu tadi, artikel yang muncul di peringkat atas hasil pencarian mungkin, “Profil Rara Pawang Hujan” atau “Ramai LinkedIn Rara Istiati Pawang Hujan MotoGP”. Sedangkan konten yang memuat tentang “Rara” namun tidak relevan atau tidak dapat memuaskan user, otomatis tidak muncul di halaman teratas hasil pencarian.
Konten yang relevan bisa muncul sesuai harapan kamu karena konten tersebut memuat keyword tertentu. Keyword tersebut telah dipelajari Google sejak mesin pencari tersebut meng-update algoritmanya menjadi Google Hymmingbird dan Google RankBrain. Sebagai hasilnya, keyword seperti “Siapa itu”, “latar belakang”, dan “Profil” akan membawa kamu pada artikel yang informatif alih-alih halaman penjualan milik toko bernama Rara.
Oke. Terdengar sangat penting. Lalu untuk siapa Search Intent itu penting?
Jika kamu content writer, digital marketer, SEO specialist atau pemilik usaha online yang tugasnya adalah membuat sebuah konten agar bisa dipertemukan dengan audience yang tepat, maka mengetahui search intent penting.
Dengan mengetahui search intent, Kamu bisa membuat konten mu dipertemukan dengan audience yang tepat. Sehingga kontenmu mendapat peringkat bagus di pencarian dan mungkin muncul di halaman pertama hasil pencarian.
Kamu dapat merancang, kira-kira keyword yang cocok dimasukkan dalam sebuah konten itu apa saja. Kamu bisa memilih kata khusus yang harus kamu gunakan dalam membuat kontenmu; entah berupa artikel, toko online, atau website.
4 Jenis Search Intent yang harus kamu ketahui
Jika kembali ke studi kasusmu dalam mencari latar belakang Rara, search intent kamu masuk dalam kategori informational. Karena intensimu ketika melakukan pencarian adalah untuk menemukan sebuah informasi.
Namun kategori search intent bukan hanya itu saja. Brand ternama yang sudah malang melintang di dunia SEO seperti Ahrefs dan Yoast mengkategorikan search intent dalam 4 kategori — yang dapat disingkat INTI:
1. Informational
2. Navigational
3. Transactional
4. Investigation
Apa ke 4 INTI itu? Mari kita bahas satu per satu.
Informational
Seperti yang terjadi pada kasusmu tadi, search intent masuk kategori informational ketika pengguna search engine memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi.
Biasanya pengguna akan memunculkan special keyword ‘kata kunci khusus’ yang melekat pada head keyword ‘kata kunci inti’ pencariannya. Misalnya dalam pencarian head keyword Rara, pengguna search engine menulis kombinasi head dan special keyword sebagai berikut:
- “siapa Rara,”
- “Rara agama,”
- “Biodata Rara,”
- “Siapa Rara pawang hujan.”
Dari sana bisa dibedakan, mana yang seed keyword dan mana yang special keyword.
Special keyword merupakan penentu sebuah keyword memiliki search intent apa. Special keywords berfungsi untuk membantu mempertemukan user dengan hasil pencarian atau konten yang relevan di mesin pencari.
Navigational
Search intent digolongkan Navigational ketika intensi atau tujuan dari pengguna adalah, bukan menemukan informasi, melainkan mencari sebuah website atau brand tertentu.
Misalnya kamu mengetik kata kunci:
- “Mojok.co,”
- “Twitter,”
- “Uniqlo,”
- “Nike,”
- “Kompas career.”
Dari sana bisa dilihat perbedaannya dengan search intent yang informational. Yang muncul di hasil pencarian teratas adalah website atau brand-nya langsung. Bukan artikel informatif.
Transactional
Search intent digolongkan Transactional ketika tujuan dari pengguna pencarian adalah, bukan menemukan informasi atau menemukan website, tetapi untuk melakukan transaksi atau pembelian.
Misal kamu memiliki tujuan mau beli Jam tangan. Kemudian kamu menulis di google keyword jam tangan sebagai head dengan menambahkan special keyword seperti:
- “jam tangan murah,”
- “harga jam tangan Rolex KW,”
- ”jual jam tangan bekas.”
Dari situ muncul juga special keyword yang melekat pada head keyword.
Investigation
Search intent masuk dalam kategori investigation ketika tujuan dari pengguna adalah untuk melakukan riset tentang barang atau jasa yang kemungkinan akan dibeli atau disewa.
Perlu ditekankan bahwa search intent ini berbeda dengan Transactional. Poin perbedaannya terletak pada fakta bahwa user belum akan membeli, namun masih melakukan investigasi dengan cara membandingkan atau melihat review.
Contoh keyword yang digunakan seperti berikut:
- “samsung m12 vs redmi 9c,”
- “review ms glow,”
- “spesifikasi OPPO a95,”
- “cafe di jogja yang bagus”
Di sana bisa dianalisis bahwa keyword “review,” “vs,” dan “sepsifikasi” adalah special keyword yang memiliki search intent investigation.
Kesimpulan
Sekarang kamu sudah paham apa itu searh intent, kenapa dan untuk siapa search intent penting dan jenis-jenis search intent. Pastikan ketika akan membuat konten, kamu harus paham dulu search intent dari keyword yang akan kamu gunakan dalam konten tersebut. Sehingga kontenmu bisa mendapat peringkat bagus di SERP.
Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.
Sumber
- Jordy Gunawan, “Cara memahami search intent dari sebuah keyword”. meson-digital.com
- Kanada Kurniawan, “Apa itu Search Intent? Memahami Search Intent”. projasawe.com
- Marieke van de Rakt, “What is search intent and why is it important for SEO?”. yoast.com