Apa itu Keyword Research dan Apa Gunanya dalam SEO?
Artikel ini membahas tentang keyword research, dua jenis keywords, perannya dalam SEO, kesalahan yang dilakukan dalam keyword research, dan hal penting ketika melakukan keyword research.
Apa itu keyword research?
Keyword research atau riset kata kunci adalah upaya menemukan kata kunci yang sering dicari orang di search engine ‘mesin pencari’ seperti Google.
Analoginya, jika konten adalah sebuah bangunan, keyword yang telah ditemukan adalah material yang digunakan sebagai pondasi bangunan tersebut. Dengan kata lain, keyword research dilakukan sebelum konten dibuat.
Keyword research biasanya dilakukan oleh praktisi yang menggeluti bidang digital marketing ataupun SEO writing dalam dunia bisnis.
Keyword research merupakan salah satu bagian dari strategi Search Engine Optimization (SEO) dalam pembuatan konten. SEO sendiri merupakan usaha untuk meningkatkan trafik secara kualitas dan kuantitas dari sebuah website.
Dampak yang diinginkan adalah website bisnis tersebut muncul di Search Engine Result Page (SERP) ‘halama hasil pencarian’ dan mendapat ranking yang bagus.
Dengan begitu, volume pengunjung website tersebut naik. Jika volume pengunjung naik, berarti trafik yang tinggi.
Dan semua bermuara pada tujuan untuk mendapatkan conversion rate (jumlah target customer yang melakukan closing) yang tinggi pula. Dengan begitu, harapannya bisnis mendapat profit.
Begitu alurnya kira-kira.
Terdengar sederhana, namun seperti kata Tom Robbins, “the beauty of simplicity is the complexity it attracts.”
Mengenal 2 Jenis keywords
Berdasarkan jumlah katanya, keyword dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut:
Short-tail keyword
Short-tail keyword atau biasa dikenal sebagai head term adalah keyword berupa frasa yang jumlah katanya sedikit, tidak lebih dari 3 kata. Ciri selanjutnya adalah keyword-nya general, tidak mengandung detail yang spesifik. Contoh:
- “Bubur ayam,”
- “meja kerja,”
- “kos jogja,”
- “jual sepeda,”
- “iPhone terbaru.”
Keyword jenis short-tail memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah memiliki search volume ‘volume pencarian’ yang tinggi. Sebagai dampaknya, tingkat kompetisi keyword ini tinggi. Namun short-tail keyword memiliki conversion rate yang rendah, sekitar 15–20%. Conversion rate, secara singkat, adalah persentase jumlah pengunjung website terhadap tindakan yang diambil ketika berkunjung.
Long-tail keyword
Long-tail keyword adalah keyword berupa frasa atau kadang klausa yang jumlah katanya banyak, lebih dari 3 kata. Ciri lainnya adalah keyword ini lebih spesifik. Contoh:
- “rekomendasi bubur ayam jogja,”
- “harga meja kerja industrial,”
- “kos jogja murah kamar mandi dalam,”
- “jual sepeda lipat di bawah 2 juta,”
- “iPhone X vs Sony XZs”
Dengan kata yang lebih spesifik dan mengerucut, keyword jenis long-tail memiliki search volume yang rendah. Namun itu bukan masalah besar. Justru ini bisa menjadi nilai positif, yang penting tidak terlalu rendah dan bisa sampai pada target audiens yang tepat.
Kabar baik ketika search volume rendah, tingkat kompetisinya juga rendah. Sehingga kesempatan untuk mendapat ranking di SERP tinggi. Yang terakhir, conversion rates-nya tinggi. Berdasarkan perhitungan yang dipublikasikan Search Engine Land, conversion rates long-tail keyword 70–80%.
Yang perlu diingat ketika melakukan keyword research
Melakukan keyword research tidak boleh sembarangan. Keyword research dilakukan untuk menemukan kata kunci yang berhubungan dengan topik yang kamu tulis atau konten yang kamu buat untuk sebuah website.
Selain itu, keyword yang digunakan harus diperhatikan memiliki nilai search intent seperti apa –Informational, Navigational, Investigation atau Transactional.
Jika kamu ingin meletakkan keyword tersebut untuk penjualan secara online di e-commerce.
Misal kamu mau menulis artikel tentang “bubur jogja”, pastikan dulu apakah kontenmu akan mentarget orang dengan search intent transactional atau informational. Pastikan keyword yang kamu gunakan sesuai dengan search intent target audiens kamu.
Kesalahan umum proses keyword research
Kesalahan yang umum adalah ketika melakukan keyword research, hanya memperhatikan trafik yang tinggi saja. Padahal trafik yang tinggi bisa jadi jebakan jika conversion rate-nya rendah.
Ketika pengunjungnya banyak, belum tentu ada yang melakukan tindakan sesuai harapkan pemilik bisnis, seperti membeli produk atau menyewa jasa.
Orang nggak ada yang melakukan interaksi atau aksi dalam konten tersebut. Misal dalam kasus konten penjualan, orang yang datang tidak membeli. Hanya melihat-lihat saja, kemudian pergi.
Hal ini mungkin terjadi jika kata kunci yang diterapkan pada konten tidak menggunakan kaidah search intent. Sehingga konten tidak dapat menjawab permasalahan yang dimiliki pengunjung. Konten yang baik harus tepat sasaran.
Kesalahan lainnya adalah mencari sebanyak-banyaknya keyword yang populer, kemudian memasukkan banyak keyword tersebut ke dalam sebuah konten. Ini kesalahan.
Karena saat ini Algoritma google tidak me-rangking konten berdasarkan keyword density — kepadatan kata kunci pada konten. Algoritma Google mempelajari kepuasan pengguna terhadap suatu konten.
Kesimpulan
Keyword research adalah tindakan mencari kata kunci dengan memperhatikan 2 hal pokok: 1. Jenis keyword, 2. Topik dari konten atau tulisan yang akan dibuat. Tujuan setelah ditemukannya keyword tersebut adalah diaplikasikan ke dalam konten.
Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.
Sumber
- toffeedev.com — “13 Kesalahan Keyword Research SEO yang Harus Dihindari”
- dewaweb.com — “Panduan Lengkap Keyword Research”